Ada beberapa karakter yang harus
dimiliki seorang isteri atau suami jika pasangannya bekerja di media:
1. Sabar. Yang paling terasa adalah ketika menjelang
liburan lebaran. Kalau karyawan lain gembira ria menyambut libur lebaran, maka
yang bekerja di media sedang menyiapkan diri menghadapi liputan mudik. Bukan cuma
reporternya, Pemrednya pun harus turun tangan. Kalau sudah begitu, jangan
pernah bertanya, “kapan pulang kampung?” itu kalimat menyakitkan untuk mereka.
2. Tahan banting. Tetap tenang kalau pasangan Anda mendadak
bilang, “Sayang, besok aku harus liputan ke daerah konflik.”
3. Jangan terlalu saklek dengan jadwal. Sudah janjian
makan malam di restoran X, sudah rapi pakai pakain terbaik, sudah pasang status
di BBM dan FB, tiba-tiba, ada BBM: “Hmm, makan malemnya bisa kita tuker besok
nggak? ” Dan esok harinya, “Sayang, maaf ya, ternyata hari ini harus meeting
Pemred-pemred mendadak”. Untuk mereka yang biasa mengatur jadwal dengan rapi,
mungkin harus sedikit dilonggarkan ...
4. Pandai memilah informasi. Nggak jarang, hampir
setiap hari, pasangan akan dijejali dengan setumpuk informasi yang mungkin
tidak bisa keluar di media (apalagi pada peristiwa yang khusus seperti Pemilu).
Istilahnya off the record. Jadi hati2, nggak semua yang diketahui dan didengar
bisa dibagikan ke orang lain apalagi media sosial. Mau nggak mau, harus tetap
tenang saat ada teman di FB atau Twitter yang berbagi satu informasi yang
sebenarnya nggak begitu.
5. Lebih kreatif untuk berpenghasilan sendiri
(khususnya untuk isteri). Daripada memaksa pasangan untuk punya gaji lebih
besar karena itu berbahaya! Wartawan kalau sudah dipaksa punya penghasilan lebih
tinggi dari yang diterimanya, khawatir ujung-ujungnya minta uang ke narasumber
atau menghalalkan cara lain yang jauh dari kode etik wartawan.
Ada yang mau menambahkan lagi? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar