Beberapa waktu lalu saya mendapat SMS dari nomor tidak dikenal. Isinya,
meminta biodata singkat saya untuk kenang-kenangan. Tadinya, mau saya balas.
Mau tahu apa perbincangan selanjutnya jika saya merespon. Tapi tidak jadi saya
lakukan.
Beberapa minggu kemudian, saya mendapatkan SMS lagi dari nomor itu. Saya
memang sengaja tidak membuang SMSnya. Isinya hanya, “sore”.
Untuk saya yang paham bahwa ini adalah orang iseng atau mungkin bermaksud
tidak baik, tentu akan saya abaikan. Tapi, bagaimana jika yang mendapat SMS
tersebut adalah remaja yang belum paham. Boleh jadi, kepolosannya menganggap
bahwa itu adalah SMS dari temannya yang nomornya belum disimpan.
Dan, ini terjadi dengan salah seorang teman. Putrinya mendapat SMS yang
kurang lebih sama dengan yang saya terima. Menganggap kalau itu dari temannya,
anak ini kemudian menjawab. Percakapan terjadi. Dan puteri teman kami ini diajak untuk bertemu di sebuah
mal. Ketika akan berangkat, teman kami bertanya mau apa di mal. Untung, anaknya
berterus terang. Alhamdulillah.
Ternyata, memberikan anak handphone tanpa akses media sosial pun, masih ada
potensi membahayakan anak. Apalagi dengan kemudahan membeli nomor baru tanpa
harus mendaftar terlebih dulu.
Belajar dari kejadian itu, memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika kita sebagai orangtua memutuskan untuk memberikan anak handphone. Ada
sebagian orangtua yang memutuskan membelikan anaknya handphone karena tidak
memiliki telpon rumah, atau supaya anak mudah dihubungi di tempat les.
Namun,
tetap ada catatan yang perlu diberitahukan pada anak agar mereka mengerti mana
SMS yang perlu dibalas, harus diberitahukan orangtua, perlu diwaspadai.
Ciri-ciri SMS yang TIDAK PERLU DIBALAS alias diabaikan:
- Dari nomor yang tidak dikenal, tidak
menyebutkan nama pengirim, dan tidak menyapa dengan nama. Meskipun
kata-kata yang digunakan sopan. Contoh, “hai, apa kabar?”
- Pesan yang memberitahu bahwa pemilik nomor
mendapat undian
Ciri-ciri SMS yang HARUS DIBERITAHUKAN ORANGTUA dan TIDAK MEMBALAS SEBELUM
MEMBERITAHU ORANGTUA:
- Memberitahukan dari nomor tidak dikenal kalau
orangtua atau keluarga mengalami musibah dan saat ini sedang berada di
rumah sakit.
- SMS dari nomor tidak dikenal yang meminta
data hingga ke tingkat yang lebih serius: mengajak bertemu
- SMS dari lawan jenis yang meskipun dikenal
anak namun mengajak bertemu
- SMS dari nomor tidak dikenal namun
mengabarkan sesuatu yang penting dan sesuai dengan kita. Misal, “Assalamu’alaykum.
Pengumuman kelulusan akan diumumkan besok. Siswa harap berkumpul di
sekolah.”
Jika kita memang tidak bisa benar-benar menghilangkan handphone dari
kehidupan anak-anak, setidaknya kita sebagai orangtua, memiliki rambu-rambu dan
mengajarkan anak untuk lebih waspada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar