MarkPlus Conference 2015 #1
WOW Marketing = Creativity +
Productivity
Guru marketing Indonesia,
Hermawan Kartajaya, memprediksi pada 2015, semua yang akan berhubungan dengan
internet akan berkembang (e-verything). Sedangkan industri yang akan berkembang
adalah properti, transportasi, otomotif, rumah sakit, banking, farmasi, telco,
media (surprising me tidak hanya media
online tetapi juga konvensional) dan bangkitnya pemimpin-pemimpin daerah (ini
sepertinya sudah mulai terlihat sejak tahun lalu, ya).
Prediksi ini dikemukakan Hermawan saat membuka
Markplus Conference 2015 di The Ritz Carlton, Pacific Place, Kamis (11/12)
lalu. Konferensi tahunan itu mengambil tema “Wow Marketing = Creativity +
Productivity”.
Sebelumnya, di buku yang ditulis
Hermawan, New Wave Marketing, ia sudah menulis bahwa dengan perkembangan
teknologi yang semakin pesat, pendekatannya sudah tidak lagi bersifat vertikal,
top-down tapi berubah menjadi horisontal, peer to peer dan many to many. Maka
tak heran kalau sekarang, banyak brand owner yang membentuk komunitas, dan
berkomunikasi dengan komunitasnya, termasuk mengandalkan media sosial untuk
saling berbagi.
Nah, dengan semakin pesatnya
perkembangan internet, apa yang perlu dilakukan oleh brand owner?
WOW Marketing mengacu pada dua
hal: kreativitas dan produktivitas.
Produktif artinya:
Brand dapat menciptakan awareness
sehingga perlu atraktif. Untuk membuatnya atraktif, maka perlu diciptakan
sesuatu yang membangkitkan keingintahuan orang (curiousity). Harapannya, target
akan bertanya tentang produk tersebut. Ujungnya, mereka memiliki komitmen untuk
membeli.
Setelah itu, marketer biasanya akan berharap ada repeat order. Tapi sekarang, tidak hanya itu.
Pelanggan dihara
pkan melakukan advocate terhadap brand.
Hal ini dikarenakan perrkembangan
media sosial yang memungkinkan semua orang untuk berbicara tentang sebuah
brand. Untuk itu diperlukan pelanggan yang tidak hanya memakai tapi juga
membantu merekomendasikan brand tersebut ke orang lain. Bahkan jika
memungkinkan, “membela” brand tersebut.
Hal kedua, kreativitas. Ide yang
baik adalah ide yang dieksekusi. Percuma memiliki ide banyak tapi tanpa
eksekusi. Nah, untuk itu perlu bagi sebuah brand untuk berani bereksplorasi
dengan ditunjang kejelasan informasi dan pelayanan yang berkualitas.
Hingga pada akhinya, orang tidak
hanya sekadar tahu, tapi mau menggunakan dan sesudahnya berani bilang “Wow, ini
produk keren banget!”.
(Catatan: sebagian dari
pernyataan di atas tidak hanya dikemukakan oleh Bp. Hermawan tapi juga pendapat
saya).
Keren, mak :)
BalasHapusMakasih udah mampir ya, Maak :)
Hapus