Sebagai orangtua yang
memahami bahwa tiap anak memiliki potensi di bidang tertentu dan tidak memaksa
mereka untuk bagus di semua mata pelajaran, sebetulnya kami mempertanyakan
seberapa penting nilai KKM (kriteria ketuntasan minima) untuk siswa.
Meski saya menyadari
bahwa penentuan nilai KKM ini dilakukan dengan hitungan yang tidak sembarangan
tapi apakah kita akan memukul rata kemampuan anak?
Jika ada
seorang anak yang sangat bagus untuk pelajaran sosial, seni dan bahasa, namun
kurang di pelajaran hitungan-menghitung, apakah kita akan memaksa agar anak
mencapai nilai tersebut? Ambil contoh, jika KKM matpel Matematika 75, lalu anak
tersebut “hanya” mencapai 73 dan harus remedial, apakah siswa ini tidak akan
stres? Menurut saya, angka “73” untuk anak yang memang jago di bahasa dan
sosial, sudah baik.
Terlebih, kemampuan anak dalam memahami pelajaran ditentukan oleh banyak faktor. Jika nilai kurang memuaskan, tidak selalu dikarenakan siswa yang sulit untuk memahami pelajaran, kan? Bisa jadi, kemampuan guru dalam mengajar yang kurang mampu menjelaskan materi.
Harapan saya untuk menteri pendidikan yang baru agar sekolah menjadi tempat yang aman, nyaman, tidak hanya untuk fisiknya tapi juga batinnya. Anak-anak sebaiknya tidak melulu diarahkan untuk mendapat nilai tinggi. Untuk apa semua nilai tinggi tapi kurang berempati, sopan santun, dan mampu menjaga lingkungannya?
Bukankah lebih menenangkan jika orangtua dan sekolah mampu menggali potensi yang dimiliki anak agar mereka paham kelebihan yang dimilikinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar