Rabu, 12 September 2012

Menulis itu Seperti Menabung

Beberapa teman yang ingin menulis buku sering curhat seperti ini: “Aku kan kerja. Mana sempat nulis?” atau “Ngurusin anak-anak aja udah repot, kayaknya nggak akan sempet, deh.” Saya percaya, tidak mudah membagi waktu di tengah kesibukan kerja di kantor atau mengurus anak-anak di rumah.

 Tapi, buat saya, menulis itu seperti menabung. Kalau kita mau menabung, sebaiknya jangan tunggu ada uang sisa baru menabung tapi alokasikan dulu sejumlah uang untuk ditabung. Begitu juga dengan menulis. Jangan menunggu waktu luang, baru menulis tapi siapkan waktu, kurang lebih, sejam untuk menulis. Anda tentu yang lebih tahu kapan waktu yang tepat untuk Anda untuk menulis. Dulu, waktu saya masih bekerja di advertising agency, saya biasanya menulis sambil menunggu suami saya datang menjemput.


Mungkin di awal, kita akan merasa capek dan berat. Tapi percaya deh, kalau sudah terbiasa, semuanya jadi ringan. Lalu, supaya tidak stres, buatlah target yang tidak terlalu muluk. Kecuali kalau kita memang berprofesi murni menjadi penulis dan hanya mendapat penghasilan dari menulis, memang harus ada target-target yang harus dipenuhi. Tapi kalau kita baru memulai menjadi penulis, menulis sebagai penghasilan tambahan atau hobi, lakukan dengan santai tapi konsisten. Jangan ada beban sehingga menulis menjadi sebuah tekanan. 


David Ogilvy, bapaknya orang-orang periklanan mengatakan, “People do their best work in a happy atmosphere”. Bagaimana kita mau mengeluarkan ide-ide segar dan kalimat yang mengalir kalau kita tidak happy saat menulis.  Jadi, lakukan dengan konsisten dan bahagialah saat menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar