Selasa, 22 April 2014

Jangan Mau "Kalah" Sama Smart Phone

Banyak orang tua mengecam smart phone.

“Gara-gara pakai hape pinter, kerjaannya main game terus!”

Begitu komentar salah seorang ibu.

Memang, jika tidak berhati-hati dan memberi aturan yang jelas, smart phone dapat membahayakan anak. Entah jadi kecanduan game, bermedia sosial tanpa kenal waktu, dan sebagainya.

Hanya saja, kita memang tidak bisa begitu saja menjauhkan hape pintar ini dari kehidupan kita. Nah, bagaimana kalau kita coba lihat dari sisi positifnya. 
Saya mau berbagi bagaimana games atau kecanggihan smart phone dapat mengakrabkan orangtua dan anak.

Di hape saya, putri saya mengunduh permainan “Pou”. Itu lho, peliharaan yang harus dikasih makan, diajak main, dan diobati kalau sakit. Jujur saja, saya ini nggak terlalu suka main game. Lah mau gimana lagi. Jadi ibu bekerja, nggak punya ART, eh kok ya masih harus mengurusi Pou.

Sering anak-anak menggoda saya.
“Nun, Pou udah dikasih makan, belum?” atau 
“Cieee, Nun lagi mandiin Pou, tuuh”

Nah, kemarin, Pou sakit. Berisik sekali dia. Sudah saya kasih obat kok masih sedih begitu ya. Saat itu saya sedang di kantor. 
Akhirnya saya BBM deh anak-anak. Dan mereka senang sekali melihat saya main Pou.

Selain games, kami juga sering berkirim icon lucu-lucu atau ledek-ledekan via BBM atau mengirim voice mail. Putri saya yang kedua, yang sedang suka baca puisi mengirim puisi ke ayahnya dan sebaliknya. Ayahnya mengirim video suasana kerja untuk menjawab pertanyaannya, "Ayah di kantor ngapain aja, sih?"

Itulah cara kami memanfaatkan smart phone untuk berkomunikasi. 

Semoga hal kecil itu bisa mereka ingat ketika mereka dewasa nanti.