Minggu, 05 Mei 2013

Toilet Duduk, Lebih Tepat untuk Tempat Umum

Beberapa menit lalu saya membaca berita ini:


Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih jika kereta api memerhatikan kebersihan toilet perempuan. Namun, saya melihat toilet-toilet di tempat umum, apalagi di kereta api, sebaiknya menggunakan toilet jongkok. 

Alasan pertama, pengguna kereta api pasti sangat banyak dan beragam. Di mal-mal bagus seperti Kota Kasablankan atau Sency yang kebersihannya selalu dicek saja, kita masih merasa khawatir dan kerap membersihkan penutup dudukan toiletnya dengan cairan khusus. 

Alasan kedua, seberapa sering petugas membersihkan toilet ini. Dengan melihat banyaknya penumpang atau pengunjung (kalau di mal atau tempat umum lain), petugas kebersihan tidak banyak, dan bilik kamar mandinya juga sedikit, apa mungkin akan sering dibersihkan? Awalnya sih memang terlihat bersih, tapi coba kalau sudah berjalan beberapa bulan.  Bahkan di beberapa tempat, seringkali saya melihat penutup dudukan toilet dipenuhi dengan tapak sepatu yang sudah pasti sangat kotor. 

Menanggapi pernyataan Pak DI, menurut saya, alasan digunakan toilet duduk karena perempuan yang memakai celana jeans supaya tidak kesulitan, rasanya kurang tepat, ya. Meskipun memang, toilet duduk memudahkan orang tua untuk buang air. 

Nah, kalau begitu, bagaimana kalau toiletnya dibuat dua; untuk orang tua dibuatkan toilet duduk dan satu lagi toilet jongkok. Hehehe ...

Tulisan ini juga sekaligus mengapresiasi para pembersih toilet, pengelola mal atau tempat-tempat umum yang sudah berbaik hati menjaga kebersihan toilet. Dan tolong, untuk sahabat-sahabatku para wanita, jika kita merasa toilet itu kurang bersih, jangan menaikkan sepatu ke atas dudukan toilet. Jangan pentingkan kebersihan diri kita sendiri lalu mengorbankan kebersihan orang lain. Setuju? :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar