Sabtu, 04 Mei 2013

Masih SMP Kok Nyetir?

Bukan sekali-dua kali saya lihat anak SMP, nyetir motor, ngebut, nggak pakai helm. Dan, saya yakin, belum punya SIM. Buat saya yang emak-emak ini, melihat pemandangan seperti ini, bikin ngilu. Bermacam pertanyaan timbul di kepala saya:

Ibunya tau nggak ya kalo anaknya nyetir motor sendiri?
Kalo belum tau, kasian banget. Tapi kalo tau, kenapa ya ibunya kasih izin? Kalo cuma di dalam perumahan sih nggak apa-apa deh. Nah ini, di jalan raya!
Atau jangan-jangan, kalo nggak dibolehin, anaknya ngambek!

Kalau sudah begitu, saya langsung membayangkan anak-anak kami saat  remaja nanti. Kalau Wafa dan Taman Hati remaja, apa memaksa kami untuk dibolehin naik motor, nggak, ya?

Memang, salah satu penyebab konflik antara anak remaja dan orang tua, salah satunya ya karena motor atau kendaraan. Hal ini pun pernah saya tulis di buku saya, "Please deh, Mom- Solusi Konflik Anak Remaja dan Orang Tua". Di satu sisi, sang ibu belum bisa mengizinkan anaknya nyetir motor sendiri (karena belum punya SIM, takut kebut-kebutan di jalan, khawatir kecelakaan) sementara dari sisi anak, mereka merasa ibunya terlalu parno, mengekang kebebasan, dan sebagainya. Komunikasi dari hati ke hati dan tarik ulur, diharapkan bisa menjadi solusi mengurangi ketegangan diantara dua pihak.

Jujur, sebagai ibu dengan seorang puteri yang sebentar lagi insya Allah beranjak remaja, ada kondisi-kondisi yang sudah saya dan suami bicarakan ke Wafa sejak sekarang. Salah satunya soal naik motor. Pertanyaan seperti "kalau aku SMP, boleh nggak naik motor" pernah Wafa lontarkan melihat beberapa tetangga yang SMP ada yang naik motor kalau sekolah atau les.

Kami juga sering cerita apa yang kami lihat tentang remaja yang ugal-ugalan di jalan. Seperti yang pernah saya saksikan beberapa malam yang lalu. Ada TIGA gadis remaja berboncengan, tidak pakai helm, dan pengemudinya menyetir sambil ... telpon! Luar biasa, kan? Saya sempat menegurnya. Saya mengimbangi motornya dan bilang "Dek, jangan sambil telpon. Bahaya." Dan jawaban remaja itu, sangat luar biasa. "Trus, masalah buat lo?"

Astaghfirulloh. Cuma bisa geleng-geleng dan kembali pertanyaan-pertanyaan di atas tadi muncul di kepala saya.

Adik-adikku sayang, ....

Percaya deh, pasti ada alasan kenapa orang tua meminta kita untuk  nyetir motor dan mobil sendiri setelah kita kuliah atau sesudah punya SIM. Menurut saya, usia remaja itu masih mudah terpancing emosi. Ada motor atau mobilnya nyalip, nggak terima, terus balas salip lagi. Atau, pengin buru-buru sehingga ngebut.

Masalahnya, kalau  ugal-ugalan di jalan, kamu bukan hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga orang lain. Dan kalau kamu sudah membahayakan orang lain, trauma itu akan sulit sembuhnya. Dan, bukan nggak mungkin kamu bisa menghilangkan nyawa orang lain karena kecerobohanmu. Kalau sudah begitu, yang ada hanya penyesalan ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar