Jumat, 24 Juni 2016

Zona Madina: Konsep Pengelolaan Zakat yang Diperlukan Umat

Waktu terpilih untuk mengikuti “Blogger Trip” ke Zona Madina, Dompet Dhuafa, saya sempat bertanya-tanya, kayak apa ya tempat itu? Apa semacam tempat wisata? Karena kabarnya, di tempat ini ada area untuk outbound. Ternyata, Zona Madina itu … Masya Allah! Bikin merinding. Andaikan di setiap kabupaten/kota ada zona semacam ini, in syaa Allah Indonesia akan sejahtera.


Blogger yang terpilih mengikuti Blogger Trip ke Zona Madina


Nah, jadi, ada apa saja sih di zona ini?




Meskipun namanya Zona Madina tapi lokasinya di Parung, Bogor. Terinpirasi dari Piagam Madinah yang dibuat oleh Rasululloh Saw, sehingga diharapkan zona ini juga dapat menciptakan masyarakat madani.

Menurut Ustad Herman Budianto, Direktur Zona Madina, zona ini memiliki beberapa cluster; pendidikan, kesehatan, ekonomi dan pengembangan budaya.

Di bidang pendidikan, ada sekolah SMART Ekselensia, yang didirikan pada 2003. Siswa-siswa yang bersekolah di sini, merupakan anak-anak dari keluarga yang tidak memiliki kecukupan biaya  namun memiliki potensi kecerdasan dan prestasi. Mereka diseleksi dari daerah-daerah di seluruh Indonesia. Banyak diantara mereka yang sudah memenangkan olimpiade, menerima beasiswa bahkan hingga ke luar negeri. Mudah-mudahan ini dapat menyemangati adik-adik yang kekurangan biaya namun cerdas dan ingin melanjutkan sekolah. O ya, di sekolah ini, siswa-siswa dapat lulus SMP dan SMA hanya dalam waktu lima tahun.

Sejauh ini, anak-anak yang bersekolah di Smart Ekselensia adalah laki-laki. Alasannya, karena laki-laki memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk menghidupi keluarganya. 

Meskipun gratis, tapi sarana di sekolah ini dirawat dengan baik dan lengkap, lho. Di asramanya, tempat tidur tertata rapi dengan beberapa fasilitas olahraga.

Salah satu kamar siswa



Selain SMART Ekselensia, ada juga Sekolah Guru Indonesia, ditujukan untuk guru dan calon guru di seluruh Indonesia. Ada beberapa program:

  • Kelas Profesional: ditujukan untuk sarjana yang baru lulus dan bersedia ditempatkan di seluruh Indonesia (kota, desa, dan daerah perbatasan).
  • Kelas Eksekutif: untuk guru-guru di daerah marginal, yang murid-muridnya kurang mampu. Mereka akan dilatih selama sebulan untuk dilatih mendidik murid
  • School of Master Teacher: untuk guru-guru di Sumatera Selatan, Medan, NTB, dan Bogor 
  • School of Principal: khusus untuk kepala sekolah.   

Sekolah ini tidak dikenakan biaya, oleh karena itu, peserta akan ditarget dan dievaluasi.

Nah, ini dia Sekolah Guru Indonesia



Bicara soal pendidikan, Dompet Dhuafa juga memberikan beasiswa, diantaranya:


  • Beastudi Etos; untuk adik-adik yang masih SMA dan ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Ada 16 PTN di seluruh Indonesia yang sudah menjalin kerjasama
  • Beasiswa Aktivis Nusantara; untuk para aktivitis di kampus, boleh aktif di BEM, seni, pecinta lingkungan, dan lain-lain.
Dompet Dhuafa juga bekerjasama dengan perusahaan yang tertarik untuk memberi beasiswa bagi kaum dhuafa sebagai salah satu program CSR mereka.     




Untuk mendukung aktivitas belajar siswa SMART Ekselensia dan masyarakat sekitar, di zona ini juga Pusat Sumber Belajar. Alhamdulillah, tempatnya nyaman dan banyak buku, terutama buku bacaan untuk anak. Ada juga ruang audio visual yang menurut informasi, boleh disewa oleh sekolah di luar lingkungan Zona Madina. 



Salah satu sudut di PSB. 


Selain pendidikan, Dompet Dhuafa juga peduli dengan kesehatan masyarakat sekitar. Awalnya berupa Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), namun melihat kebutuhan pasien yang memerlukan perawatan lebih serius, akhirnya dibangunlah Rumah Sehat Terpadu (RST). 

Lagi-lagi, meskipun pasien tidak membayar, jangan duga bahwa rumah sehat ini kotor dan tidak terawat. Sebaliknya, rumah sehat ini rapi, bersih dan lengkap fasilitasnya. Di beberapa sudut, ada taman yang nyaman. Cerita Ustad Herman, tidak sedikit lho pasien yang nggak mau pulang ketika sudah sehat... hihihi … Mungkin saking nyamannya di rumah sehat, ya. Tempatnya enak, makanannya terjamin.

Rumah Sehat Terpadu melayani pasien yang kurang mampu yang sebelumnya sudah didata terlebih dulu atau pasien-pasien pemilik kartu BPJS yang dirujuk ke rumah sehat ini.

Dari depan sudah kelihatan rapi, kan?

Ibu-ibu pasti sudah tahu deh ini ruang apa

Ruang praktik untuk pasien anak dibuat menarik


Didiukung peralatan kesehatan memadai

Salah satu sudut taman. 


Selain pendidikan dan kesehatan, menguatkan ekonomi umat juga tak kalah penting. Dompet Dhuafa (Selanjutnya mengenai Dompet Dhuafa dapat dilihat di sini) menyadari bahwa masyarakat kurang mampu perlu didorong agar mampu mandiri. Untuk itulah, zakat yang kita berikan melalui lembaga ini, salah satunya dikelola sebagai modal usaha bagi mereka yang memerlukan. Diantara mereka sudah berhasil memiliki usaha seperti budidaya jamur, pengelolaan abon lele, pembuatan tahu, dan sebagainya. Diharapkan dengan memiliki usaha, mampu menguatkan ekonomi masyarakat.   

Yang menarik, di zona ini ada pengembangan budaya bela diri asli Indonesia yaitu pencak silat. Ternyata,  banyak lho, pesilat-pesilat di daerah ini. Sayangnya, antusiasme masyarakat dengan seni bela diri  ini semakin berkurang. Wah, sayang ya. Padahal waktu SMA saya pernah belajar silat dan menyenangkan. Apalagi buat perempuan, belajar beladiri seperti silat, penting. Makanya, Dompet Dhuafa berinisiatif untuk mengembangkan silat di daerah ini.

Saya dan teman-teman blogger lain sempat diajarkan silat praktis. Misalnya, bagaimana cara menangkis lawan yang menodongkan pisau, menghindari dipeluk penjahat, atau ketika tangan kita ditarik.  

Selain silat, ada juga memanah. Kami diajarkan cara memanah yang benar. Seruuu! Awalnya saya pikir angkat busurnya berat, ternyata yang memerlukan tenaga itu, menarik busurnya. Biar lebih mantap, kayanya perlu sering-sering latihan nimba nih  biar otot bisep dan trisepnya kuat hahaha...  Waktu pertama kali latihan, boro-boro anak panahnya menancap di papan, yang ada malah terbang. Duh, untung nggak terbang ke Pasar Parung hihihi. Kalau ada yang belum pernah memanah, coba deh. Seru banget.

Zona wisata untuk belajar memanah dan silat ini juga menerima kunjungan dari sekolah atau keluarga. Kalau ada yang tertarik berkunjung silakan cari tahu info lengkapnya di http://wisatadjampang.com/


"Gunakan jari telunjuk, tengah dan manis untuk menarik busurnya, "  kata Ustad Herman.

Gayanya udah  kaya pemanah profesional, belum? :p

Horeee... ada satu yang pas di tengah

Bukan karena saya jago manah, tapi karena Allah memudahkan .. aseeeek :D


Nah, gimana? Sudah ada gambaran kan betapa luar biasanya zona ini. Dan semua itu dapat terwujud berkat zakat yang kita bayarkan. Mudah-mudahan, akan tumbuh zona-zona semacam ini di daerah lain sehingga keberadaannya dapat dirasakan oleh masyarakat, kaum dhuafa yang membutuhkan. 

#Zakatnesia, Berkah untuk Indonesia. 




2 komentar:

  1. Kerenn, Mb
    Runtut, bagus, dan mudah dicerna
    Yaa, bunda eipreee geetooooo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah .. makasiiih udah mampir, Miiii ...

      Hapus