Senin, 22 September 2014

Nilai PR Jelek, Anak Minder

Kisah berikut adalah kisah nyata. Nama anak, orangtua dan sekolah dirahasiakan.

X adalah anak yang ceria. Dia senang belajar dan selalu mengerjakan tugas. Suatu hari, dia mendapat PR matematika, soal cerita. Dengan bimbingan ibunya, X menyelesaikan PR tersebut.
Esok harinya, X pulang sekolah dengan wajah sedih. Padahal biasanya ia selalu pulang dengan gembira.

"PR matematikanya salah semua...” kata X.
“Lho, kok salah?” Ibu X mengamati PR-nya.
“Aku nggak pinter matematika ya, Bun,” X menangis.
“Siapa yang bilang?”
“Tu, PR matematikanya jelek”

Ibu X mencoba menenangkan anaknya dan menjelaskan bahwa jawabannya seharusnya benar.
Esok harinya Ibu X lalu ke sekolah menemui guru yang mengajar pelajaran tersebut. Ibu X lalu berdiskusi dengan guru tersebut. Sebelumnya, Ibu X, memang sudah mencari tahu dari orangtua lain. PR yang sama memang diberikan ke kelas 2 lain, dengan guru yang berbeda. Di kelas lain tersebut, jawaban guru sama dengan jawaban PR yang dibuat X.

Setelah diskusi, akhirnya diputuskan jawaban  PR X, benar semua. Ibu guru memang meminta maaf tetapi itu tak dapat menghilangkan perasaan sedih X. Angka “0” telanjur sudah dibubuhkan di lembar jawaban.

Perlu waktu cukup lama Ibu X membangkitkan semangat anaknya dan menanamkan kembali bahwa ia bisa matematika.

Para guru yang baik,

Dari kasus di atas, berhati-hatilah dalam memberi soal. Jika harus memberi soal cerita, buatlah kata-kata yang mudah dipahami anak. Dan paling penting, berhati-hatilah dalam memberi nilai jelek. Jika memang salah, sebaiknya sampaikan, “X sholihah, besok kita belajar lagi tentang perkalian ya.”

Bukankah tujuan mengerjakan PR agar anak belajar, mau mengulang pelajaran dan melihat sejauh mana materi yang diajarkan guru sudah diterima dengan baik oleh murid?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar