Ada banyak cara yang kami lakukan untuk mengajarkan anak mencintai
kebersihan. Salah satunya, tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi, saya
termasuk orang yang paling gemas kalau melihat orang membuang sampah seenaknya.
Lempar bungkusan pelastik dari dalam mobil, buang kemasan minum di selokan
sudah sangat sering saya lakukan. Dan, seringkali, saya tegur. Kalau dengan
anak-anak, menegur dengan manis, kalau dengan orang dewasa, menegur dengan
sadis. Qiqiqi ... :P :D (ok, back on track)
Nah, hal yang saya lakukan untuk mengajarkan ini adalah mencontohkan ke
anak-anak untuk membuang sampah ke tempatnya. Jika di suatu tempat saya tidak
menemukan tempat sampah, saya akan membawa sampah tersebut sampai saya
menemukan tempat sampah. Sederhana, ya. Tapi butuh proses sampai anak-anak
benar-benar terbiasa membuang sampah di tempatnya.
Suatu kali, puteri saya Wafa pernah melihat saya membawa sampah.
Dia bertanya, “kenapa sampahnya Bunda bawa?”
Saya jawab, “karena nggak ada tempat sampah. Nanti kalau ada tempat sampah,
baru Bunda buang.”
Rupanya, ucapan saya itu membekas di benaknya. Beberapa kali saya melihat
Wafa membuang sampah di tempatnya, atau membawanya jika ia tidak menemukan
tempat sampah.
Cara lain yang menyenangkan untuk mengajarkan anak cinta lingkungan,
khususnya kebersihan, adalah mengajaknya travelling. Seperti yang kami lakukan akhir Juni 2013
lalu, kami mengajak anak-anak berlibur ke Pulau Tidung.
Dua hari sebelum berangkat, Wafa dan Taman Hati, semangat searching di internet tentang Pulau
Tidung. Melihat foto-foto laut di sekitar pulau, mereka takjub dan begitu
antusias. Maklum, ini kali pertama kami jalan-jalan ke sana. Dari foto-fotonya,
memang kelihatan lautnya sangat indah!
Setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam dari Muara Angke, kami sampai
di Pulau Tidung. Anak-anak sudah tak sabar ingin snorkeling dan main di pantai.
Siang itu juga, setelah meletakkan tas, kami berangkat dengan perahu kecil
untuk snorkeling.
Subhanallah. Airnya bening, ikan-ikan cantik berenang mengerubuti kami, dan
karang-karang, bisa kami nikmati dengan jelas. Setelah setengah puas snorkeling, kami main ke Pulau Payung. Pulau ini sepi
tapi berpenghuni. Sayang, di tepi pantai, banyak sampah. Kembali ke Pulau
Tidung, waktu kami main-main di dekat Jembatan Cinta, sampah juga bertebaran di
mana-mana! Apalagi di Pulau Tidung Kecil. Dari mulai bungkus mie instant, botol
minuman, sampai yang parah, popok sekali pakai juga dengan manis teronggok di
tepi pantai.
Saya katakan ke anak-anak, “sekarang lautnya masih cukup bersih. Tapi kalau
sampahnya dibiarkan terus, lama-lama airnya juga jadi kotor.”
Esok paginya, kami pun bersama-sama mengumpulkan sampah di tepi pantai dan
membuangnya ke tempat sampah.
Mungkin hanya inilah yang dapat kami lakukan untuk mengajarkan anak-anak
kami mencintai kebersihan, tapi kalau setiap orang tua mengajarkan anaknya
membuang sampah di tempatnya, insya Allah, Indonesia akan selamanya bersih dan
indah.
*Foto-foto menyusul, ya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar