Rabu, 17 Juli 2013

Travelling, Cara Menyenangkan Ajarkan Anak Cinta Alam


Ada banyak cara yang kami lakukan untuk mengajarkan anak mencintai kebersihan. Salah satunya, tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi, saya termasuk orang yang paling gemas kalau melihat orang membuang sampah seenaknya. Lempar bungkusan pelastik dari dalam mobil, buang kemasan minum di selokan sudah sangat sering saya lakukan. Dan, seringkali, saya tegur. Kalau dengan anak-anak, menegur dengan manis, kalau dengan orang dewasa, menegur dengan sadis. Qiqiqi ...  :P :D (ok, back on track)

Nah, hal yang saya lakukan untuk mengajarkan ini adalah mencontohkan ke anak-anak untuk membuang sampah ke tempatnya. Jika di suatu tempat saya tidak menemukan tempat sampah, saya akan membawa sampah tersebut sampai saya menemukan tempat sampah. Sederhana, ya. Tapi butuh proses sampai anak-anak benar-benar terbiasa membuang sampah di tempatnya.  

Suatu kali, puteri saya Wafa pernah melihat saya membawa sampah.
Dia bertanya, “kenapa sampahnya Bunda bawa?”
Saya jawab, “karena nggak ada tempat sampah. Nanti kalau ada tempat sampah, baru Bunda buang.”

Rupanya, ucapan saya itu membekas di benaknya. Beberapa kali saya melihat Wafa membuang sampah di tempatnya, atau membawanya jika ia tidak menemukan tempat sampah.

Cara lain yang menyenangkan untuk mengajarkan anak cinta lingkungan, khususnya kebersihan, adalah mengajaknya travelling.  Seperti yang kami lakukan akhir Juni 2013 lalu, kami mengajak anak-anak berlibur ke Pulau Tidung.

Dua hari sebelum berangkat, Wafa dan Taman Hati, semangat searching di internet tentang Pulau Tidung. Melihat foto-foto laut di sekitar pulau, mereka takjub dan begitu antusias. Maklum, ini kali pertama kami jalan-jalan ke sana. Dari foto-fotonya, memang kelihatan lautnya sangat indah!

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam dari Muara Angke, kami sampai di Pulau Tidung. Anak-anak sudah tak sabar ingin snorkeling dan main di pantai. Siang itu juga, setelah meletakkan tas, kami berangkat dengan perahu kecil untuk snorkeling.  

Subhanallah. Airnya bening, ikan-ikan cantik berenang mengerubuti kami, dan karang-karang, bisa kami nikmati dengan jelas. Setelah setengah puas snorkeling, kami main ke Pulau Payung. Pulau ini sepi tapi berpenghuni. Sayang, di tepi pantai, banyak sampah. Kembali ke Pulau Tidung, waktu kami main-main di dekat Jembatan Cinta, sampah juga bertebaran di mana-mana! Apalagi di Pulau Tidung Kecil. Dari mulai bungkus mie instant, botol minuman, sampai yang parah, popok sekali pakai juga dengan manis teronggok di tepi pantai.

Saya katakan ke anak-anak, “sekarang lautnya masih cukup bersih. Tapi kalau sampahnya dibiarkan terus, lama-lama airnya juga jadi kotor.”
Esok paginya, kami pun bersama-sama mengumpulkan sampah di tepi pantai dan membuangnya ke tempat sampah.   


Mungkin hanya inilah yang dapat kami lakukan untuk mengajarkan anak-anak kami mencintai kebersihan, tapi kalau setiap orang tua mengajarkan anaknya membuang sampah di tempatnya, insya Allah, Indonesia akan selamanya bersih dan indah. 

*Foto-foto menyusul, ya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar