Senin, 07 Januari 2013

Ketika nilai puteriku jelek ....

Saya percaya, tiap anak memiliki kelebihannya masing-masing. Begitu juga untuk pelajaran di sekolah. Sebagai orang tua, kita tidak bisa menuntut anak menguasai semua bidang pelajaran. Biasanya ada satu-dua pelajaran yang kurang diminati anak.

Ini juga dialami puteri saya, Wafa. Sejak masuk SD, Wafa sangat bagus di pelajaran Bahasa tapi harus "kerja keras" untuk memahami Matematika. Terlebih ketika sudah Kelas IV dan materi yang diajarkan semakin meningkat, saya harus memberikan waktu dan perhatian ekstra saat ulangan matematika.

Pernah, untuk pertama kalinya, Wafa mendapat nilai matematika jelek. Jauh di bawah nilai rata-rata. Alhamdulillah, Wafa jujur dan tetap memberikan nilai ulangan itu ke saya. Saya hanya bilang ke Wafa, "Yang penting Kakak berusaha. Belajar maksimal dan sungguh-sungguh. Kalau sudah belajar sungguh dan hasilnya nggak bagus, ya sudah. Belajar lagi. Sebaliknya, kalau Kakak belum berusaha tapi udah nyerah, merasa nggak bisa, itu yang nggak bagus."

Syukurlah, Wafa tidak menyerah. Dia berusaha mengikuti arahan guru matematikanya dan mencoba belajar lagi. Saya akui juga, peran guru sangat besar dalam memotivasi anak. Saya lihat di hasil ulangan Wafa ada kalimat: "Semangat Wafa!" dan saya sampaikan apresiasi tersebut langsung ke gurunya.

Alhamdulillah, setelah mengikuti remedial, nilainya meningkat jauh. Begitu juga saat pengambilan rapor semester 1 lalu, nilai matematikanya bagus.


My dear Wafa,

Percayalah, kita boleh saja kurang pintar di suatu bidang. Tapi dengan sungguh-sungguh dan ketekunan, kita pasti bisa berhasil.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar